Dear Tri,
Apa kabarmu
disana? Aku disini merindukanmu. Apakah kau tak tahu aku sangat ingin bertemu
denganmu? Oh ya, hubungan kita sudah sebulan ya, tak terasa. Terima kasih sudah
mengingatkanku. Kak, aku ingin bercerita tentang KITA tentang cinta kita yang berbeda dari yang lain.
Kadang ketika aku
berkumpul dengan temanku, duduk santai mengobrol ringan. Mereka kadang
menceritakan pacar mereka masing-masing, bercerita tentang kencan mereka,
berbagi tentang menyikapi pasangan dalam suatu hubungan.
Aku sangat ingin
ikut bercerita, sangat ingin bercerita tentangmu . Tentang kita, tentang
pacaran kita, tentang masa sulit kita, tentang masa senang kita, aku juga ingin
berbagi dengan teman-temanku.
Tapi aku segera
sadar tamparan kenyataan begitu sakit untukku, aku sadar kita punya hubungan
yang “istimewa” dan tak satu pun orang akan mengerti kecuali kita. Aku tahu
semua akan indah pada waktunya, tapi kita berbeda. Aku dan kamu tak akan pernah bersama sampai
kapan pun, aku hanya ingin menikmati waktu itu. Ingin menghabiskan waktu
bersamamu sampai nanti waktu kita akan habis.
Aku tahu kita
adalah pelanggar, kita terlewat tapi apalah artinya semua kita saling
menyayangi. Aku sering menangis jika tak mendengar kabarmu, terdengar cengeng
untukku tapi itulah rasa sayangku. Entah aku menyayangimu atau malah lebih jauh
jatuh mencintaimu.
Aku sedikit
kecewa dengan waktu, karena hanya dia yang bisa memisahkan kita. Aku juga
kecewa dengan cinta karena kita satu dalam perbedaan yang istimewa. Aku kecewa
dengan semua rasa yang aku rasakan sekarang mengapa harus aku rasakan dan akan
hilang dengan rasa sakit.
Aku kadang
tersenyum ketika kau mengatakan aku baik, kamu gemes, kamu ngangenin, dan bla
bla yang bisa membuatku kadang merasa seperti orang paling bahagia didunia ini.
Apakah kamu tahu kadang aku membangakanmu dihadapan teman-temanku? Aku bahagia
meski kau harus aku rahasiakan.
Kak, aku takut
waktu itu segera datang merampas
kesempatan kita. Aku takut jika cinta pun akan hilang dari perbedaan istimewa
kita. Aku hanya berdoa kepada Tuhan, aku pelanggarmu Tuhan, ijinkan aku
menikmati dosa ini sebentar saja, jika
kau ingin mengambil kesenangan ini, ambillah dengan lembut tak memaksa dan tak menyakitkan bagi kami.
kak, aku sudahi
dulu surat ini. Aku selalu mencintaimu, menyayangimu, dan merindukanmu sama
seperti kakak kepada ku. Jika memang kita masih ada sedikit waktu, jadikanlah
ini yang terakhir bagi KITA untuk menjadi pelanggar seperti ini, aku ingin kita
menjadi penurut yang akan dicintai Tuhan.
With Love
Rys
Pasangkayu
5 Juli 2014
Pukul 23.12
Ahmad Haris Mirta
0 komentar:
Posting Komentar