Untukmu
Di
Bumi
Tuhan
Saya tidak tahu mau
mulai dari mana, menceritakan bagaiamana perasaan ini muncul. Kita tidak pernah
menyadari bahwa ketika kita selalu bersama, bahwa akan ada sesuatu yang muncul
diantara kita. Entah itu sebuah perasaan sepihak atau sebuah perasaan yang bisa
berdampingan. Saya tidak tau sejak kapan perasaan ini muncul untuk pertama
kalinya, saya merasakannya ketika melihat senyumanmu, tawamu yang khas, serta
setiap tingkahmu. Maafkan saya telah memperhatikanmu tanpa izin darimu. Saya punya
hak untuk menentukan hati saya akan berlabuh kemana. Meski banyak orang yang
menawari saya untuk berlabuh, entah kenapa hati ini ingin kembali padamu.
Saya bukanlah orang
yang selalu berada dalam setiap khayalmu, imajimu, bahkan dalam setiap
impianmu. Saya tidaklah seperti orang pendiam yang selama ini kamu idamkan,
bukan orang saleh yang selama ini kamu impikan. Saya hanya pemuda biasa dengan
sifat apa adanya yang memiliki perasaan pada kamu. Saya hanyalah seorang
pemimpi dengan segudang harapan yang ingin saya bawa dan wujudkan. Saya tahu
berat jika mengetahui kejelasan dari sebuah perasaan yang sepihak ini. Saya terlalu
lama memendam ini sendiri, tapi saya bahagia jika perasaan ini hidup, tumbuh,
dan mati sendiri. Saya sadar jika diantara kita tidak lebih dari saling
menghargai, saya tahu kita tidak pernah lebih dari ikatan teman biasa.
Saya pernah menjadi
orang bodoh ketika saya selalu bermimpi kita akan bersama suatu hari nanti,
saya pernah menjadi orang yang bodoh ketika saya berharap suatu hari nanti kita
bisa berbicara dengan nyaman, saya pernah menjadi orang bodoh ketika saya ingin
suatu hari nanti kita akan berjalan berdampingan. Kebodohan terbesar saya
adalah ketika saya memutuskan untuk mencintai kamu.
Saya memang bukanlah
tipe laki-laki yang ada dalam setiap impimu, imajimu, khayalmu, dan anganmu. Saya
hanyalah laki-laki yang selalu berusaha membuatmu nyaman ketika berada di dekat
saya. Saya yakin semua perasaan ini sebenarnya tidak pantas saya miliki untuk
seorang gadis sepertimu. Gadis dengan sejuta impi dan berbagai imaji dan
seorang pengharap terhadap seorang imam yang menurutmu lebih dari segalanya. Saya
tidaklah seberapa dibanding mereka yang telah kamu impikan, kesalehan,
kegagahan, kecerdasan, semua dengan sifat sempurna itu. Saya hanya bisa berdiri
dengan segala garis yang telah kau buat, sehingga saya hanyalah seorang
penonton yang siap untuk bertepuk tangan ketika pertunjukanmu dan dia berakhir
dengan cerita bahagia.
Saya sadar jika ikatan
kita tidak lebih dari itu, saya sudah terlalu berharap padamu sehingga lupa
kamu manusia yang bisa membuatku kecewa. Bagaimana mungkin saya bisa menghindar
ketika setiap saya berpaling, bayanganmu selalu mengikuti. Bagaimana mungkin
saya bisa bersembunyi ketika setiap saya menunduk ada ilusi tentangmu. Bagaimana
mungkin saya bisa melepaskan ketika saya berlari wajahmu selalu berputar dalam
ingatan saya. Saya bingung dengan segala macam perasaan yang saya ciptakan
untukmu.
Saya telah sadar jika
apa yang selama ini saya harapkan mungkin hanyalah sebuah fatamorgana, tidak
ada sesuatu yang jelas dan bias. Semua berputar ambigu dalam setiap pikir saya
tentang kamu. Saya memutuskan untuk meninggalkan perasaan saya, dan memulai hal
yang lain untukmu. Saya tidak pernah menyesal pernah mencintaimu, hanya saja
kenapa saya bisa menghabiskan waktumu dengan cinta kekanak-kanakan semacam ini.
Bukankah sudah jelas jawaban selama ini jika saya bukan pilihanmu, dan batasan
garis itu sudah jelas ada dimata saya.
Saya akan memilih pergi
darimu, memulai hal baru. Mencoba menjadi seorang yang lebih baik. Saya hanya
menginginkan kamu bahagia, jika imam yang kamu pilih adalah yang terbaik, doaku
selalu menyertai kebahagiaanmu. Maafkan saya telah membuatmu resah dan risih
dengan segala keadaan ini. Seperti kita yang dulu, tidak saling mengenal, itu
lebih baik dibandingkan kekakuan yang ada diantara kita. Maafkan dengan segal
tindakan saya yang membuat anda seperti dibuntuti atau diperhatikan, maafkan
saya telah memiliki perasaan yang tidak pantas untukmu. Semoga pilihanmu
membuatmu bahagia, dan senyumanmu bisa saya lihat terus berkembang meskipun
senyuman manis itu berasal dan untuk orang lain.
Terima kasih telah
menjadi orang yang bersedia menyediakan waktu untuk diganggu, dibuat risih dan
resah, terima kasih telah hadir menjadi teman, terima kasih telah mau menjadi
orang yang saya tempati perasaan sepihak. Semoga segala pilihanmu membawamu
pada kebaikan dan kebahagiaan. Ingatlah bahagia, jika saya sudah siap dan Tuhan
menilai saya pantas untukmu, saya akan kembali. Namun jika bukan saya yang
disiapkan Tuhan, teruslah bahagia dan imammu pasti akan menjaga wanita baik
sepertimu.
Dari
Seorang pecinta sepihakmu
Palu, 26 Februari 2017
Ahmad Haris Mirta