Mungkin
ini sudah terlalu lama untuk dibahas kembali, tapi tidak ada salahnya mengulang
momen-momen indah untuk diceritakan dan dibagikan. Ok, ini dimulai saat saya
baru lulus SMA, yah seperti pada umumnya anak SMA setelah lulus mau melanjutkan
ke Perguruan Tinggi alias KULIAH! Yuhuu, babak baru dalam kehidupan siap
dimulai! Asik gak yah? Nah, saat itu masih masa-masa SNMPTN (Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri), masih membekas diingatan kalau dulu itu pas
SNMPTN, karena memang cita-citanya mau jadi Dokter akhirnya terpilihlah jurusan
Pendidikan Dokter di pilihan pertama SNMPTN, tempatnya di Universitas Tadulako,
itu loh salah satu, Universitas terbesar di Indonesia Timur. Dua jurusan
sisanya memiilih Universitas Negeri Makassar, universitas paling top untuk
mencetak guru-guru terbaik, yah selain jadi dokter memang mau jadi guru atau passionnya mengajar, nah di UNM
(singakatan dari Universitas Negeri Makassar) pilihan jatuh pada Pendidikan
Kimia dan Pendidikan Bahasa Inggris, dengan begini kartu SNMPTN terpampanglah jurusan yang semuanya ada embel-embel
pendidikan di depannya meski pendidikan yang satunya itu luxuri pake banget!
Maklum Pendidikan Dokter di Negara ini mahal
kalau ditanggung sendiri, jadilah cari beasiswa gitu ceritanya tapi gagal masuk
bidik misi karena katanya orang tua saya mampu secara finansial buat
menyekolahkan (bukan sekolah dokter tapi), jadi digugurkan lah oleh pihak
sekolah. Ok, Papa itu seorang PNS dulu masih guru di SMP terus Mama itu Ibu
Rumah Tangga yang bahagia yang punya toko baju, nah alasan ini yang membuat tidak
boleh mengikuti bidik misi. Padahal kalau dihitung itu cuman pas buat kami,
kami ada 4 bersaudara dan semuanya sekolah, rumah masih ngontrak, barang yang
dijual Mama otomatis di utang dong, nanti laku dibayar, nah gaji CPNS golongan
III/A saat itu berapa? Ini untuk menghidupi 4 kepala anak-anak yang masih polos
yah, ditambah Mama yang baiklah bisa mendapat biaya sendiri dari jualannya,
tapi itu tidak cukup untuk menyekolahkan saya menjadi seorang Dokter!
Ok,
skip saja. Saat pengumuman kelulusan seperti biasa dong, karena otak yang tidak
pintar-pintar amat, alhamdulillah bisa dapat peringkat 3 umum di jurusan IPA,
syukur pake sekali loh, itu umum loh, dari ratusan siswa loh. Setelah pengumuman
yang begitu indah dan sangat membuai saya dalam keindahan yang Haqiqi, beberapa
minggu hati ini potek/runtuh/sedih/kecewa/galau/gelisah/merana/ atau apalah itu
karena hasil SNMPTN tidak sesuai ekpektasi anak polos ini, disitu ada tulisan
merah dan pakai huruf kapital, kalau tidak salah yah begini tulisannya “MAAF
ANDA DINYATAKAN TIDAK LULUS DALAM PENERIMAAN SNMPTN 2014” kurang lebih seperti
itu, maaf kalau tidak sesuai mengingat adlah salah satu kelemahan saya pasca
ikut LCC 4 Pilar sewaktu SMA. (Ok, bagian LCC MPR akan saya ceritakan di segmen
lain, elah kayak acara TV hahaha). Nah, karena hasil yang begitu menyakitkan,
lebih menyakitkan dari ditolak doi, akhirnya runtuhlah keindahan yang haqiqi
sebelumnya menjadi galaulah segalau-galaunya. Namun tidak berlangsung lama
semangat bangkit karena ada SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri), nah disinilah semangat menggebu dan menyampaikan keinginan terdalam
dan terhebat pada masa itu kepada orang tua. Dengan sedikit takut-takut,
berbicara kepada Papa dan Mama, dan jawabannya sudah bisa ditebak sih, “Tidak
bisa nak, terlalu mahal. Apalagi kalau SBMPTN paling uang masuknya main di
300-an juta. Mama dan Papa belum sanggup dengan itu semua, belum uang
semesternya yang katanya 8.5 juta, uang buku, biaya hidup, dan embel-embelnya”.
Seketika hati terpotek kedua kalinya, sedih loh sayanya sampai mogok bicara
saat itu, maklumilah saya saat itu adalah ABG labil yang sangat mementingkan
mimpi dibandingkan sadar dengan realita. Sampai saatnya tiba, mogok bicara
akhirnya berhenti ketika ingin masuk sekolah kedinasan, ini entah angin apa
sampai kerasukan mau masuk sekolah kedinasan. Sebenarnya terinspirasi dari
teman yang daftar tapi melihat otak saya yang lemah di matematika, entah ini
bisa dibilang lemah atau tidak pokoknya matematika itu seperti buah simalakama
(istilahnya asoooy banget lah). Akhirnya menyadari itu, teman yang daftar STAN
(Sekolah Tinggi Administrasi Negara -saat itu, sekarang sudah ganti nama jadi
Politkenik Keuangan Negara), membuat saya terpacu juga akhirnya memilih STIS (Sekolah
Tinggi Ilmu Statistika), nah ini entah saya yang bego atau gimana, itu kan ada
matematikanya juga, lebih spesifik malah ke statistika, tapi kalian taulah
pikiran ABG labil. Saat itu dipikiran saya, oh statistika, bisalah dibandingkan
mengukur trigonometri, menghitung apel yang dimakan tina dan tono, memprediksi
kapan lampu hijau dan kuning menyala bersamaan. Akhirnya menyampaikan niat ini
ke orang tua, orang tua setuju, mungkin kasihan lihat saya yang sudah patah
semangat saat itu, dan mendaftarlah saya untuk menjadi salah satu abdi negara
(bahasanya berat e), hari berlalu dengan ke sok tahuan ABG labil kayak saya
yang berani ikut STIS tanpa BIMBEL (Bimbingan Belajar) akhirnya pas ujian
syoklah ABG labil ini, semua soalnya matematika yang menjadi ketidaksukaan
saya, syukurnya ditolong sama soal bahasa inggris yang menurut saya masih mudah
dikerjakan. Namun, lagi dan lagi hati saya terpotek dan teriris (sadeeesstt)
ketika tidak lulus lagi. Akhirnya mantaplah diri ini akan mengikuti SBMPTN karena upaya kedua tidak membuahkan
hasil yang memuaskan (gagal eh maksudnya keberhasilan yang tertunda).
Setelah
pergulatan dan pergolakan diiringi doa kepada Allah Subhana Wataalaa, akhirnya
saya memberitahu orang tua untuk mengikut SBMPTN, karena ini sudah tidak masuk
dalam masa transisi mogok bicara, Papa kembali dengan sikap tegasnya,
membolehkan ikut tapi HARUS hukumnya WAJIB sekolah di Palu, titik tidak ada
bantahan, kalau berani melawan siap-siap lah anda tidak dibiayai selama kuliah.
Berani? Tentu tidak, apalah saya ini hanya remah-remah wafer SELAMAT (maaf
bukan endorse). Dengan setengah hati eh sepenuh hati maksudnya, saya meng”iya”kan
syarat itu, dan terpilihlah eng-ing-eng
hulalala jurusan yang tidak pernah ada dalam list impian, tidak pernah lewat jangankan lewat tau jurusan itu
saja baru saat itu, tidak pernah dalam bayangan yaitu KESEHATAN MASYARAKAT atau
kerennya PUBLIC HEALTH, oke memilih jurusan ini banyak pertimbangan loh, butuh
refleksi diri, introspeksi diri dan bahkan harus konsultasi sana-sini. Baiklah,
khusus tulisan ini saya bocorkan alasan memilih KESMAS (singkatan Kesehatan Masyarakat),
pertama karena masih berhubungan dengan kesehatan, ya kali mirip-mirip dokter,
ini masih belum move on yah guys, kedua karena kata kakak sepupu saya yang
sudah kuliah di Kalimantan Timur dan mengambil jurusan KESMAS, itu prospek ke
depannya bagus, ketiga karena yah udah pilihan cuman itu yang masuk di akal ABG
labil seperti saya saat itu, maka dengan penuh semangat gairah terbentuk
kembali setelah layu, mendaftarlah saya di Kota Palu.
Awal
pertama ingin mendaftar karena ketahuilah daerah asal saya dahulu adalah daerah
yang begitu minim, akhirnya kami (saya dan sepupu saya), memilih ke Palu untuk
melakukan pendaftaran, padahal ini Online loh tapi takut tidak tembus koneksi. Ke
palu bermodalkan diri dan doa (ini sedih guys), eh bukan pertama kali kok
bermodalkan diri dan doa, pas tes STIS juga begini sih heheh, berangkatlah kami
ke Palu untuk mendaftar SBMPTN di salah satu warnet terpopuler saat itu sampai
sekarang masih populer sih buat daftar SBMPTN dan sejenisnya. Di sana dengan
keringat mengucur karena antrian di warnet seperti mengantri sembako, tibalah
giliran ABG labil seperti saya ditanya untuk diisi formulir onlinenya, seperti
pada umumnya jurusan ditanyakan lagi untuk memastikan urutan sesuai keinginan. Membaca
formulir yang sudah saya tulis, operatornya berhenti saat akan menginput
jurusan pilihan, dengan nada penasaran dia berkata (aseek) “Ini sudah betul
dek? Pilihan ke 3 nya Pendidikan Dokter? Ini tidak ditukar pilihan pertanya
Pendidikan Dokter?” masih ingat ekspresi operatornya bingung, dan dengan santai
saya jawab saja “ tidak kak, benar sudah itu. Pendidikan Dokter terkahir,
pilihan pertama KESMAS, pilihan kedua Pendidikan Kimia” sebenarnya dalam hati
meringis dan hanya untuk memuaskan hasrat kalau di SBMPTN saya tetap memilih
jadi dokter (ah, sedih ya atau tragis?).
Skip
langsung tes aja yah, eh sebelum tes ada cek lokasi dan baiklah mungkin ini
memang sengaja dikomporin atau dipanas-panasin sama si panitia lokasi tes saya
di FKIK tau kepanjagannya? baiklah FKIK adalah Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, wah batin saya tertekan? eh tidak kok biasa saja, soalnya KESMAS itu
di FKIK juga, jadi lumayan tenang, dalah hati sih bilang begini “Oh KESMAS itu
satu Fakultas sama Pendidikan Dokter, baiklah tabahkan hatimu nak untuk 4 tahun
ke depan kalau dirimu lulus di sini” sebenarnya ini terlalu PD belum tes sudah
pikir yang iya-iya (kalau tidak-tidak efeknya negatif hehehe). Dan esoknya tes
sudah dimulai, biasa aja sih tesnya seperti tes masuk sekolah tinggi pada
umumnya lebih ringan dari STIS malah (maafkan sedikit kesombongan ini). Nah setelah
tes selesai, keluarlah saya sambil berkeliling. Melihat gedung-gedung bagus,
ada yang memiliki kaca transparan, ada juga yang memiliki arsitektur unik,
maafkan ke katro dan ke kampungan saya ini. Daripada lama-lama di kampus saya
pulang bersama sepupu, pulang ke kos temannya sepupu, ini adalah fase dimana
numpang-numpang berfaedah berlaku dalam hidup saya, by the way pas ujian masuk
STIS saya numpang di kos itu juga, terima kasih temannya sepupu saya. Setelah semua
urusan per-ujian-an SBMPTN selesai maka kembalilah kami ke daerah kami
tercinta.
Beberapa
bulan lamanya entah 1-2 bulan akhirnya pengumuman akan dirilis, karena takut
jaringan tidak mendukung akhirnya ke Palu satu hari sebelum pengumuman, dan
saat itu adalah bulan puasa. Saat itu rencananya kita mau lihat pengumuman
sama-sama sambil buka puasa dirumah teman yang alhmadulillah sudah nge-kos di
Palu. Setelah drama hampir disenggol motor saat maghrib-maghrib, maka
berkumpullah kami di rumah teman saya tadi, memohon doa terbaik dan hasilnya
adalah………………………
tada………..
tulisannya hijau dan lulus di Kesehatan Masyarakat
Universitas Tadulako!!!
Alhamdulillah,
syukur dengan se syukur-syukurnya, langsung menelepon orang tua, orang tua
senang, terharu, dan bangga, akhirnya drama ABG labil yang sangat menyayat hati
ini sedikit mendapat kebahagiaan dan keberkahan. Banyak bersyukur bisa diterima di UNTAD
(singkatan Universitas Tadulako) dan jurusan penyejuk hati dan pelipur lara
hati saya KESMAS. Maka dengan mengucapkan Bismillahir Rahmanir Rahiim, Rys
Journey is begin!!!!
Maaf,
tabe ini loh gambar hasil screen shoot
dari laptop teman pas dinyatakan lulus SBMPTN
Nah,
sebelum menutup catatan ini, apa yah yang bisa saya ambil hikmahnya ini menurut
saya loh, pertama berusaha semaksimal mungkin dan iringi dengan doa karena
bagaimanapun Manusia hanya berusaha semua hasilnya berada di Tangan Tuhan.
Kedua, jika mimpi hilang satu, itu bukan berarti menghancurkan mimpi yang
lainnya, mimpi menjadi dokter mungki tidak tecapai tapi mimpi untuk berkuliah
dan membahagiakan orang tua tetap harus diwujudkan. Ketiga, apapun masalahnya
hadapi! Jangan dijauhi atau bahkan di abaikan, ini berdasarkan kasus mogok
bicara. Keempat dan terakhir, setiap usaha yang baik dan bersungguh-sungguh
akan mendapat hasil yang luar biasa bahkan diluar dugaanmu, ini lebih tepatnya
tiada hasil yang menghianati usaha. Itu loh hikmah dibalik catatan saya ini,
kalau menurut teman-teman apa sih hikmah lainnya?
Palu, 31 Maret 2019
Ahmad Haris Mirta
0 komentar:
Posting Komentar