Permata yang dulu bersinar
Semakin hari kian redup
hujan yang membasahi bumi
menghapus jejak langkah
langkah kecil yang membekas
kini telah terganti dengan dentuman
menghitung hari yang tak pernah usai
menghujani air mata yang sia-sia
apakah tak ada yang mengerti
rintihan sakit menusuk dada
detak jantung
yang terus berdebar
menjadi saksi senja itu
ibu,,, apakah tak ada keadilan lagi?
Menjamur parasit yang biadab
Ayah,,, kenapa dunia begini?
Menghapus harapan jejak mereka
Demi perdamaian? Bohong
Invasi yang tak putus
Membuat dunia seakan buta
Tertutup kepekaan nurani
Aaaaaaaa . Teriakan, jeritan, dan tangisan
Memenuhi jagad ini
Ayahnya ditarik, diseret, dan ditiadakan
perikemanusiaan
Ibunya menjerit, permata dari kedua bola matanya
berlinang
Ayah,ibu, apakah mereka tak punya nurani?
Melihat permata masa depan merintih
Bodoh,semua bodoh
musuh dalih
damai, Bodoh dunia
dedikasi saya kepada Anak-anak di Palestina
-Ahmad Haris Mirta
0 komentar:
Posting Komentar