Pages

Sabtu, 28 Juni 2014

Hujan Menghapus Harapan



Permata yang dulu bersinar
Semakin hari kian redup
hujan yang membasahi bumi
menghapus jejak langkah

langkah kecil yang membekas
kini telah terganti dengan dentuman
menghitung hari yang tak pernah usai
menghujani air mata yang sia-sia

apakah tak ada yang mengerti
rintihan sakit menusuk dada
detak  jantung yang terus berdebar
menjadi saksi senja itu



ibu,,, apakah tak ada keadilan lagi?
Menjamur parasit yang biadab  
Ayah,,, kenapa dunia begini?
Menghapus harapan jejak mereka

Demi perdamaian? Bohong
Invasi yang tak putus
Membuat dunia seakan buta
Tertutup kepekaan nurani

Aaaaaaaa . Teriakan, jeritan, dan tangisan
Memenuhi jagad ini
Ayahnya ditarik, diseret, dan ditiadakan perikemanusiaan
Ibunya menjerit, permata dari kedua bola matanya berlinang

Ayah,ibu, apakah mereka tak punya nurani?
Melihat permata masa depan merintih
Bodoh,semua bodoh
musuh dalih  damai, Bodoh dunia


dedikasi saya kepada Anak-anak di Palestina
-Ahmad Haris Mirta

0 komentar:

Posting Komentar