Salah
Aku masih terdiam untuk sekian kalinya ketika harus
menunggu sesuatu yang menurutku sangat menyebalkan, ahhh kenapa harus menunggu
rapat senat ini! Aku meracau dalam hati, sesekali nafasku yang memburu kehembus
dengan kuat. Aku harus menunggu, belum lagi harus masuk untuk mata kuliah
selanjutnya. Kapan istirahatmu?
“Woy, hans. Jadi gak sih rapat hari ini?” tanya Rue
“Iya, jadi tunggu kak Pratama ada pertemuan dengan
senat universitas”
“Wee, Lama benar. Aku sudah tinggal disini selam 2
jam tanpa ada pergerakan dan kegiatan. Lebih baik aku pulang” Ratna membuka
suaranya
“Rat, sabar lah. Pasti jadi rapat kok. Tunggu kak
Pratama yah.”
“Terserah, aku lapar. Rue, kalo Hans masuk kita
makan di kantin ya”
“Iya, Hans masuk jam 3. Sebentar lagi berarti”
“Ok, aku pinjam ponselmu, aku mau buka Snapchat yah”
“Ok, Hans”
Aku
bermain snapchat dengan malas-malasan
sesekali melihat snapchat orang lain,
sampai akhirnya aku melihat bu lisa masuk ke dalam kelas, aku berlari dan berpamitan
pada yang lain.
Selam
sejam didalam kelas, seperti biasa perhatian terhadap dosen harus selalu siaga.
Kau tahu kan resiko jika tidak memperhatikan, bisa saja ada kuis mendadak atau
sejenisnya. Dan itu membuatmu terlihat bodoh! Oh tidak, aku sangat tidak
menyukai itu. Setelah berlalu sejam yang penuh materi yang membuatmu fokus, aku
memutuskan untuk menemui Ratna dan Rue,
“Hans, maaf ya. Tadi Snapchatmu
tidak sengaja terpakai, aku kira tadi akunku”
“Oh, tidak apa kok. Memangnya
kenapa? Tidak ada yang peduli kok”
“Haha, kabar baiknya snapchat tadi,
aku berfoto dengan Ratna”
“Apa? Serius? Dia tidak keberatan?”
“Hm, tadi dia bilang nyuruh aku kasi
tau ke kamu kalo hapus aja. Tapi aku lihat kamu tidak akan mengahpus foto itu
kan?”
“Iya, iya. Aku tidak akan
menghapusnya.”
“Sudah ketebak Hans, Oh ya semoga
dia leboh peka yah. Hahahha!” Rue tertawa
“Ok, terima kasih doa dan sedikit
sindirannya” Aku menimpalinya
Aku
merasa senang dengan hal ini, bagaimana mungkin hanya berfoto di akun sosial
media bisa membuat aku menjadi orang kegirangan. Lihat saja wajahku, senang dan
bersemu merah. Sesekali aku mengecek snapgramku dan melihat senyumnya, oh
sebatas ini saja bisa membuatku senang. Tidak ada hal lain. Kesalahan mengunggah
gambar bisa membuatku senang, salah
besar jika harus marah karena kesalahan. Karena terkadang kesalahan bisa
membuatmu senang seperti yang terjadi padaku. Salah unggah, tapi mengundang
kebahagiaan. Ah sudahlah......
Palu,21 Februari 2017
Ahmad Haris Mirta
Palu,21 Februari 2017
Ahmad Haris Mirta
0 komentar:
Posting Komentar