Pages

Selasa, 08 Juli 2014

dari Rys ke Tri bagian ke II



Dear Tri,

Hai Kak, aku menyapamu lagi. Kau tidak bosan kan? Aku masih merindukanmu. Kemarin aku menerima balasanmu, pertanyaanmu banyak sekali kak! Aku boleh protes dong. Oh ya aku mau jawab deh pertanyaanmu yang kemarin.

Tahu gak kemarin aku memecahkan sebuah gelas, aku takut akan terjadi sesuatu seperti banyak kepercayaan nenek moyang , katanya kalau ada sesuatu yang pecah akan terjadi sesuatu. Awalnya aku tidak percaya tapi menerima surat kakak kemarin aku takut itu akan terjadi.


Rasa sayang memang tak selalu ada jika kita selalu menagihnya, karena rasa sayang tidak bisa kita sebutkan tapi dirasakan. Aku menyayangimu tanpa alasan dan tak ingin memberi alasan, apa kamu tahu kenapa? Karena rasa sayang tak butuh pamrih untuk diberitahukan. Aku tahu sulit bagi kita menerima kenyataan ini, tapi ingatlah Rasa sayang selalu menyelimuti kita jika kita masih punya hati, perasaan, dan cinta.

Aku terlalu teoritis kalau harus menulis definisi ini dan itu, aku pun terlalu naif jika hanya memberi argumen. Tapi yakinlah aku tahu kamu masih menyayangiku. Tanyakan pada hatimu, apa kah masih ada cinta atau tidak? Aku tahu ini terlalu percaya diri tapi perasaan tak bisa dibohongi.

Aku tak bisa menerima alasan terlalu puitis untuk kamu jual padaku, kamu memang sering bertindak salah dan gegabah, tapi apakah cinta harus menyalahkannya? Sekali lagi cinta tidak seperti itu. Apakah kau tahu kita bersama karena saling melengkapi antara satu dengan yang lain? Apakah kau lupa kita ingin menghadapi ini bersama? Sekali lagi tidak, kita bukan lagi dua individu tetapi kita sebuah kelompok kecil yang didalamnya hanya ada aku dan kamu.

Rasa sayangmu begitu besar meski tak ada yang satupun ingin kubeberkan karena aku masih ingat Rasa sayang tak butuh pamrih. Kau selalu mempersoalkan masalah klasik yang sebenarnya kau pun tahu sendiri jawabannya. Entah kenapa? Kau begitu malu untuk mengakuinya. Kau menyayangiku dengan sepenuh hati! Ya aku percaya karena dalam setiap hembus nafasmu masih ada namaku terucap meski hanya beberapa kali saja. Aku percaya kau menyayangiku jika kau tak berbohong kalau aku berada hampir di pikiranmu hampir setengah harimu.

Kak, aku mungkin terlalu egois jika mengakui KAU MILIKKU, tapi aku harus mengakuinya karena kau pun egois dengan AKU MILIKMU DAN DENYUT NADIKU ADALAH NADIMU JUGA. Tapi akau bangga dengan itu! Aku suka dengan itu!  Tandanya cinta dan kssih sayangmu masih untukku sepenuhnya.
Aku memang bukan sosok sempurna yang selalu dihadirkan ditokoh dongeng,film,atau drama, tapi Kakak hanya perlu tahu kalau aku adalah sosok dibalik punggungmu, disamping pundakmu dan didepan dadamu.  Aku adalah penyemangatmu meski bukan pom-pom girl atau sejenisnya, aku adalah pendampingmu meski bukan sosok nyata yang akan hadir disetiap waktumu, dan aku  adalah kekasihmu yang kadan butuh bersandar didadamu ketika aku butuh menangis.

Kak, aku terlalu banyak menggunakan pandanganku dan melupakan pandanganmu tapi yakinlah pandangan kita tidak berbeda karena kita adalah satu bukan dua individu.
Aku kira mungkin surat ini bisa menjawab kebingunganmu, karena kau sendiri tahu aku tidak berbakat menulis tapi setidaknya aku belajar menulis dengan cinta, semangat dan kasih sayangmu,

                                                                                                                                                               
                                                                                                                                                                With Love
Rys

Pasangkayu
8 Juli 2014
Pukul 11.45 WITA
Ahmad Haris Mirta

0 komentar:

Posting Komentar